Gangster Terbaik

Film tentang gangster memang dikenal penuh intrik. Biasanya ada banyak pengkhianatan yang terjadi dalam film gangster, sehingga kita tidak bisa memprediksi siapa saja mereka yang loyal, dan siapa saja yang akan berkhianat. Selain itu, mayoritas film gangster juga menampilkan berbagai sekuens aksi yang mendebarkan. Nah dalam artikel kali ini, kita akan membahas tentang beberapa film yang menawarkan perang antar gangster yang menarik untuk kita simak. Apa saja film perang gangster yang wajib kalian tonton? Simak berikut ini Geeks!

Crows Zero pertama kali dirilis pada tahun 2007, disutradarai oleh Takashi Miike. Film gangster ini merupakan adaptasi dari manga berjudul Crows karya Hiroshi Takahashi. Di sini, Shun Oguri memainkan peran utama sebagai Genji Takaya, seorang siswa yang ingin menguasai sekolah Suzuran. Di sampingnya, ada pula Kyosuke Yabe (Tamao Serizawa) dan Takayuki Yamada (Ryohei Mikami).

Crows Zero mengisahkan tentang Genji Takaya, seorang siswa pindahan yang ambisius, yang tiba di sekolah menengah Suzuran. Suzuran dikenal sebagai sekolah yang keras dan dipenuhi dengan geng-geng yang kuat. Genji memiliki niat untuk menguasai sekolah ini dan memulai perjalanan berbahayanya dengan menantang para pemimpin geng. Di tengah pertarungan dan konflik antar geng, Genji bertemu dengan Tamao Serizawa, pemimpin salah satu geng terkuat di Suzuran.

Awalnya, Genji dan Tamao memiliki pertikaian, tetapi mereka kemudian menyadari bahwa ada ancaman yang lebih besar di luar sekolah mereka. Bersama-sama, mereka bersatu melawan musuh bersama yang ingin mengambil alih Suzuran. Film ini sukses besar dan mendapatkan sekuel, Crows Zero II, yang melanjutkan kisah Genji dan pertarungan sengit di sekolah Suzuran.

Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Film action dengan tema gangster dapat memacu adrenalin dengan aksi pertarungan yang seru dan baku tembak yang menegangkan. Film ini juga mengandung unsur mafia, politik, dan perseturuan antar penguasa.

Tak hanya itu, kamu juga akan menyaksikan banyak adegan plot twist yang bikin kamu mind blowing! Berikut ini rekomendasi film gangster terbaik, dijamin memacu adrenalinmu.

The Godfather (1972)

https://www.youtube.com/embed/UaVTIH8mujA

Film The Godfather wajib masuk list pertama dalam rekomendasi film gangster. Film yang disutradarai oleh Francis Ford Coppola pada tahun 1972 ini telah memenangkan tiga piala Oscar sekaligus.

Selain film ini, kamu juga bisa menyaksikan dua sekuelnya, The Godfather Part II (1974) dan The Godfather Part III (1990) yang sangat seru.

The Godfather (1972) menceritakan tentang keluarga mafia yang dipimpin oleh Vito Corleone. Ia ingin anaknya menjadi penerus pemimpin kelompok mafia tersebut. Film ini dibintangi aktor papan atas internasional, seperti Marlon Brando, Al Pacino, dan James Caan.

Pulp Fiction (1994)

https://www.youtube.com/embed/tGpTpVyI_OQ

Berikutnya, ada film Pulp Fiction yang berhasil memenangkan Piala Oscar pada 1995 dalam kategori Best Writing, dan Screenplay Written Directly for the Screen. Film ini bertabur bintang film besar, mulai dari John Travolta, Samuel L. Jackson, Uma Thurman, dan Bruce Willis.

Pulp Fiction menceritakan tiga kisah utama yang saling berkaitan, mulai dari kisah pertama Vincent Vega sang pembunuh, kisah kedua Butch Coolidge sang petinju, dan kisah ketiga Jules Winnfield yang menarik untuk disaksikan.

Kungfu Hustle (2004)

https://www.youtube.com/embed/FtE9-o6dBEI

Siapa yang tak mengenal film Kung Fu Hustle? Film yang cukup ikonik ini penuh humor dan berhasil membuat para penonton tertawa. Chow memerankan sosok Sing yang ingin masuk ke dalam kelompok Deadly Axe Gang.

Pemimpin geng tersebut memiliki rencana jahat untuk membunuh orang lain dan menguasai kota. Sing kemudian mengunjungi rumah susun dengan harapan dapat menarik perhatian anggota geng. Namun, Sing diberikan tantangan untuk membunuh seseorang sebagai syarat masuk geng tersebut.

Baca Juga: 7 Karakter Penting di Film Marvel yang Terlupakan

Lock, Stock, and Two Smoking Barrels (1998)

Film klasik gangland Inggris yang berusia 25 tahun ini adalah karya terbaik dari sutradara Guy Ritchie. Ia sendiri memang dikenal sebagai salah satu sutradara terkenal asal Inggris yang telah menyutradai banyak film hebat, seperti Sherlock Holmes (2009),The Man from U.N.C.L.E. (2015), dan The Gentlemen (2019).

Lock, Stock, dan Two Smoking Barrels (1998) mengisahkan Eddy (Nick Moran), seorang pria biasa yang terjebak utang bersama ketiga temannya setelah kalah dalam permainan poker dengan gangster London Timur.

Mereka pun harus membayar dengan nyawa jika gagal melunasi utang mereka. Mau tidak mau, kelompok ini pun harus melakukan kejahatan yang dengan cara yang lucu.

Penggambaran orang kaya baru (OKB) tidak pernah terlihat sebagus di film Sexy Beast (2000). Banyak film gangster Inggris yang mengambil plot serupa, di mana seseorang mendapatkan kekayaan instan dari transaksi narkoba atau pembunuhan. Bedanya, film satu ini lebih berfokus pada kehidupan pensiunan gangster dari Essex (Ray Winstone).

Semua terlihat baik-baik saja sampai hantu dari masa lalu, seorang psikopat yang bermulut kotor (Ben Kingsley), muncul kembali dan meneror hidupnya. Mau tidak mau, ia harus melakukan satu pekerjaan lagi untuk menikmati masa tuanya dengan tenang.

Baca Juga: 5 Film Ini Tak Menampilkan Karakter Ikoniknya, Sayang Sekali

American Gangster (2007)

Denzel Washington berperan sebagai Frank Lucas, seorang gangster yang licin, sopan, tapi benar-benar kejam dalam film thriller arahan Ridley Scott ini. Setelah kematian bosnya, Lucas mengambil alih urusan bisnis sambil menjalankan kartel narkoba secara bersamaan.

Dia bertanggung jawab untuk mengangkut opium di peti mati tentara Amerika yang kembali dari Vietnam. American Gangster (2007) adalah film semi-biografis yang mengisahkan kejayaan Lucas, dan tantangan dari petugas polisi, Richie Roberts (Russell Crowe), yang mencoba meruntuhkannya.

Martin McDonagh merilis film Oscar Contenders di tahun lalu, The Banshees of Inisherin (2022). Namun lama sebelumnya, ia telah bekerja sama dengan Colin Farrell dan Brendan Gleeson untuk membuat sebuah film gangster dengan dark jokes ujung jurang.

Plotnya berkutat di sekitar dua pembunuh bayaran, Ray (Colin Farrell) dan Ken (Brendan Gleeson), yang dikirim ke Bruges. Ternyata bukan misi yang mereka dapatkan, melainkan perintah untuk melenyapkan Ken. Hal itu dilakukan karena Ken tak sengaja membunuh anak kecil ketika sedang menjalankan misi, yang juga membuatnya depresi.

In Bruges (2008) adalah salah satu film terkocak yang ditulis dengan brilian. Tidak perlu diragukan lagi, film ini adalah salah satu film Irlandia terbaik sepanjang masa. Jika kamu ingin menonton film arahan McDonagh lainnya, bisa juga cek Seven Psychopaths (2012) dan Three Billboards Outside Ebbing, Missouri (2017).

Menonton film gangster tanpa kehadiran mafia mungkin terdengar aneh. Namun, ada banyak film terbaik yang mengambil plot ini seperti rekomendasi di atas. Selamat menonton!

Baca Juga: 6 Rekomendasi Film Fantasi untuk Fans Dungeons & Dragons

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

The Gangster, The Cop, The Devil (2019)

https://www.youtube.com/embed/_96SVqqFltA

Nah, yang terakhir ada rekomendasi film gangster Korea berjudul The Gangster, The Cop, The Devil. Film ini dibintang aktor populer Korea, yakni Ma Dong Seok, Kim Mu Yeol, dan Choi Min Chul.

Alur cerita yang diangkat dalam film ini cukup unik, yakni para gangster harus bekerja sama dengan polisi karena memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menangkap pembunuh berantai.

Itu dia rekomendasi film gangster terbaik yang dapat memacu adrenalinmu. Alur cerita menarik dengan laga penuh aksi. Saksikan sekarang juga!

Diterbitkan pertama 22 November 2022, diterbitkan kembali 20 November 2024.

Baca Juga: 15 Rekomendasi Film Mafia Terbaik, Ada Pemenang Oscar!

Baca Juga: 12 Film Christopher Nolan Terbaik, Oppenheimer Menang Oscar!

Baca Juga: 10 Film Morgan Freeman Terbaik, Ada The Dark Knight!

Rosario de Marshall,[1] lebih dikenal sebagai Hercules, adalah seorang gangster dan broker politik Indonesia yang berasal dari Timor Timur (sekarang Timor Leste). Hercules adalah kuli angkut TNI-AD selama pendudukan Indonesia di Timor Timur. Setelah pindah ke Jakarta, ia membentuk geng preman miliknya sendiri di kecamatan Tanah Abang, yang menguasai dunia kriminal Jakarta pada tahun 1990-an. Saat ini, Hercules mempertahankan status selebriti sebagai gangster yang menakutkan, kadang-kadang muncul di program TV serta majalah tabloid. Ia juga terkenal karena ikatan politiknya dengan kandidat capres 2014 dan 2019, Prabowo Subianto.

Rosario lahir pada tahun 1960an di Timor Portugis, tumbuh di era kekacauan yang dilatarbelakangi invasi Indonesia ke Timor Timur (1975–1976) dan pendudukan selanjutnya oleh tentara nasional Indonesia.[1] Ia pertama kali melakukan kontak dengan tentara Indonesia melalui Kolonel Gatot Purwanto sekitar tahun 1975.[2] Dia kemudian menjadi yatim piatu pada tahun 1978 setelah orang tuanya tewas dalam pemboman yang melanda kota Ainaro. Sejak itu, ia tergabung sebagai kurir yang memberikan bantuan logistik kepada pasukan khusus, Kopassus Indonesia di bawah program Tenaga Bantuan Operasi (TBO).[1][3] "Hercules" adalah nama kode yang diberikan kepada Rosario oleh tim komunikasi radio Kopassus.[2]

Selama menjadi anggota TBO, Hercules terlibat dalam pertempuran kecil dengan perlawanan pro-kemerdekaan Falintil. Helikopternya jatuh saat pertempuran, menyebabkan dia kehilangan mata kanan dan tangan kanannya. Hercules kemudian dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto di Jakarta untuk dioperasi.[2] Hercules mengucapkan terima kasih kepada Prabowo Subianto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Satuan Komando Nanggala atas dukungan yang diterimanya selama ini. Hercules dikenal memiliki kesetiaan yang 'tak tergoyahkan' terhadap Prabowo sejak saat itu.[3]

Sejak akhir tahun 1980-an, Hercules menetap di Jakarta bersama beberapa pemuda Timor Timur, diberi pekerjaan sebagai insinyur komponen kelistrikan. Dia segera meninggalkan pekerjaannya, pindah ke kawasan komersial Tanah Abang setelah berganti pekerjaan. Setelah menetap di Tanah Abang, ia membentuk geng preman bersama sesama migran Timor, termasuk Logo Vallenberg dan Alfredo Monteiro Pires.[2] Ia kemudian segera berhasil membangun usahanya melalui bisnis pemerasan dan mucikari. Ia juga melakukan pemerasan politik atas nama tentara Indonesia, untuk menyingkirkan dan mengintimidasi gerakan pro-kemerdekaan Timor di Jakarta.[3]

Kerajaan premannya runtuh pada akhir tahun 1990-an setelah beberapa anggota geng Hercules menolak berpartisipasi dalam demonstrasi pro-integrasi. Sejak itu, gengnya kehilangan perlindungan militer, dan Prabowo membiarkan geng preman lainnya mengambil alih gerakan bawah tanah Tanah Abang. Ia dicopot dari jabatannya setelah terjadi pertarungan brutal melawan geng Betawi dan Madura yang dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Bang Ucu dan Abraham Lunggana.[1][3]

Setelah digulingkan dari dunia bawah Tanah Abang, ia membangun kembali reputasinya melalui bisnis penagihan utang dan jaminan. Ia memiliki banyak lahan serta usaha pertanian dan perikanan, membuatnya menjadi sosok yang dermawan. Ia adalah sosok yang disegani di kalangan migran dari Indonesia Timur, yang menyediakan pekerjaan, jaringan, dan perlindungan bagi pendatang baru. Dia tetap bersaing dengan tokoh kejahatan terorganisir lainnya, termasuk John Kei dan Basri Sangaji. Sejak tahun 2008, Prabowo mendekati kembali Hercules setelah mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Sebuah organisasi sosial bernama Gerakan Rakyat untuk Indonesia Baru (GRIB) didirikan pada tahun 2011 oleh Hercules untuk memobilisasi jaringan preman gangsternya, tokoh-tokoh kuat lokal, kelompok main hakim sendiri, dan mantan milisi untuk mendapatkan dukungan politik di tingkat akar rumput terhadap Prabowo.[3]

Belanja di App banyak untungnya:

Rosario de Marshall,[1] commonly known as Hercules, is an Indonesian gangster and political broker hailed from the current Timor-Leste. Hercules was a porter for the Indonesian army during the Indonesian occupation of East Timor. Once moved to Jakarta, he formed his own preman gang in the Tanah Abang district, ruling the Jakartan criminal underworld during the 1990s. Today, Hercules retains a celebrity status as a fearsome gangster, occasionally appearing on TV programs as well as tabloid magazines. He is also notable for his political ties with the 2014 and 2019 Indonesian presidential election candidate Prabowo Subianto.

Rosario was born in the 1960s in the Portuguese Timor, growing up during the chaotic era in the backdrop of the Indonesian invasion of East Timor (1975—1976) and the subsequent occupation by the Indonesian national army.[1] He first made contact with the Indonesian army through colonel Gatot Purwanto around 1975.[2] He was then orphaned in 1978 after his parents were killed in a bombing hitting the town of Ainaro. Since then, he was incorporated as a courier who provided logistical assistance to the Indonesian special forces, Kopassus under the Tenaga Bantuan Operasi (TBO) program.[1][3] "Hercules" was a code name given to Rosario by the Kopassus' radio communication team.[2]

During his year as a TBO personnel, Hercules was involved in a skirmish with the Falintil pro-independence resistance. His helicopter crashed during the fighting, leading to him losing his right eye and right hand. Hercules was then taken to Gatot Soebroto Army Hospital in Jakarta for operation.[2] Hercules thanked Prabowo Subianto, who was serving a commander of Nanggala commando units, for the support he received during this time. Hercules is known for having "unwavering" loyalty toward Prabowo since then.[3]

Since the late 1980s, Hercules settled in Jakarta along with several East Timorese youths, given a job of electrical parts engineer. He soon abandoned the job, moving to the commercial district of Tanah Abang after switching jobs. After settling in Tanah Abang, he formed a preman gang along with the fellow Timorese migrants, including Logo Vallenberg and Alfredo Monteiro Pires.[2] He then immediately succeed to build his enterprise through racketeering and pimping businesses. He also carried out political extortion on behalf of the Indonesian army, to weed out and intimidate pro-independence Timorese movements in Jakarta.[3]

His preman empire collapsed in the late 1990s after some of the members of the Hercules gang refused to participate in the pro-integration rally. Since then, his gang lost military protection, and Prabowo allowed other preman gangs to take over Tanah Abang underground. He was dethroned after brutal fighting against Betawi and Madurese gangs, led by figures such as Bang Ucu and Abraham Lunggana.[1][3]

After being overthrown from the Tanah Abang underworld, he rebuilt his reputation through debt collecting and security businesses. He owned multiple lands as well as agricultural and fishery businesses, turning him into akin to philanthropist figure. He was a respected figure among the migrants from East Indonesia, providing newcomers jobs, networks as well and protections. He remained in rivalry against other organized crime figures as well, including John Kei and Basri Sangaji. Since 2008, Prabowo reapproached Hercules after founding the Great Indonesia Movement (Gerindra) Party. A social organization called the Peoples Movement for a New Indonesia (GRIB) was established in 2011 by Hercules to mobilize his network of preman gangsters, local strongmen, religious vigilante groups, and ex-militia for the grassroots level political support toward Prabowo.[3]

Sebagian besar film aksi-gangster sangat kental dengan kejahatan terorganisir yang dipimpin oleh keluarga mafia asal Italia. Namun, tak semua film gangster terbaik berfokus pada kehidupan mafioso layaknya Godfather (1972) atau Goodfellas (1990).

Beberapa di antaranya justru mengisahkan para gangster kecil atau justru orang biasa yang terjerumus ke dalam kehidupan gelap. Jauh dari ciri khas film-film Martin Scorsese dan Francis Ford Coppola, mari kita simak 9 film gangster terbaik yang tidak melibatkan mafia di dalamnya.

"All I have in this world is my balls and my word, and I don't break 'em for no one."

Kalimat Tomy Montana tersebut terngiang-ngiang di benak penonton Scarface (1983) yang rilis empat dekade lalu. Sebagai salah satu film ikonik di era tersebut, Scarface mengisahkan seorang imigran Kuba yang pergi Amerika, di mana ia akhirnya menjadi gembong narkoba.

Penyalahgunaan kokain, ego dan perjalanan kekuasaan, serta narsisme bercampur dengan apik dalam film ini. Scarface adalah contoh valid bahwa mafia Italia tidak perlu hadir di salah satu film gangster terhebat sepanjang masa.

The Gentlemen (2020)

https://www.youtube.com/embed/Ify9S7hj480

The Gentlemen meenceritakan tentang seorang ekspatriat bernama Mickey Pearson (Matthew McConaughey) yang membangun sebuah bisnis narkoba di London, Inggris. Dengan bisnisnya tersebut, ia berhasil kuliah di Oxford berkat beasiswanya.

Suatu hari, ia ingin menjual seluruh bisnisnya karena ingin pensiun lalu menikmati masa tuanya. Namun, semuanya hampir gagal karena banyaknya konflik yang bermunculan.

https://www.youtube.com/embed/wZti8QKBWPo

Jika kamu pecinta film action, kamu wajib menonton film Nobody. Film ini menceritakan kehidupan Hutch Mansel yang berubah setelah rumahnya kebobolan pencuri. Ia kemudian mencari para pencuri untuk menghukum mereka.

Namun, kejadian tersebut membuat permasalah semakin pelik dan Hutch Mansel harus berurusan dengan Yulian, petinggi mafia Russia yang ingin membunuhnya.

City of God (2002)

Masuk ke dalam "Top 250 Movies" versi laman IMDb, City of God (2002) menjadi rekomendasi film gangster terbaik berikutnya. Di tengah Rio de Janeiro yang lawless, dua anak laki-laki, Rocket (Alexandre Rodrigues) dan Li'l Dice (Douglas Silva) memilih dua jalur yang berbeda.

Satu anak menjadi fotografer sedangkan yang lainnya bekerja sebagai seorang pengedar narkoba, karena ia bercita-cita menjadi gangster yang sudah begitu identik dengan komunitasnya. Menyayat hati, film ini wajib kamu tonton di akhir pekan ini.

Di film ini, Daniel Craig mengambil peran yang menentukan nasibnya sebagai wajah berikutnya dari waralaba James Bond. Ditulis dan disutradarai oleh Matthew Vaughn, Layer Cake (2004) merangkum esensi dari berbagai rangkaian budaya Inggris melalui sudut pandang berbeda.

Kamu bisa melihat sosok penjahat yang sederhana hingga mewah, dari yang mencolok hingga tidak mencolok. Plotnya berkisar pada seorang pengedar narkoba yang ingin pensiun setelah satu kesepakatan terakhir. Tentunya, semua tidak selancar itu. Ia malah harus menemukan putri gembong yang tidak puas dan ekstasi senilai £2 juta yang hilang.

Once Upon a Time in America (1984)

Epik Sergio Leone ini adalah sebuah film aksi-thriller legendaris. Dengan latar belakang Kota New York di era Prohibition, Once Upon a Time in America (1984) secara mengejutkan bukanlah film yang berkisah tentang keluarga kriminal mafia.

Film ini justru berfokus pada karakter David "Noodles" Aaronson (Robert De Niro), seorang mantan gangster yang kembali ke kota tersebut setelah diasingkan. Di sana, ia dipaksa berdamai dengan masa lalunya yang bermasalah.

Jika kamu tertarik untuk menikmati karya Leone lainnya, bisa tonton The Good, the Bad and the Ugly (1966), Once Upon a Time in the West (1968), dan Unforgiven (1992).